Minggu kemarin, saya seneng banget bisa ikut acara bedah buku 'The Cringe Stories' (TCS) yang diadakan oleh Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) dan Kak Rijo sebagai penulis 'The Cringe Stories'. Buku ini berisi tentang kumpulan cerpen yang isinya mengkritisi konstruksi sosial yang terbentuk di masa pandemi. Launching dan bedah buku ini diadakan secara streaming via youtube dan Facebook KLIP.
Memang acara ini udah saya tunggu banget karena memang lagi tertarik sama buku kumpulan cerpen. Rasanya tuh bikin cerita dengan alur mengejutkan di dalam cerita yang sekali duduk menantang sekali. Nggak semua orang berhasil membawa pembaca sampai kepada pesan dari cerita pendek. Tapi Kak Rijo membuktikan bahwa 3 narasumber yang hadir di kegiatan ini sering merasa terkejut dari ending setiap cerita pendek yang Kak Rijo tulis di buku ini.
Proses kreatif dibalik penulisannya pun menarik banget. Pun dengan profil dari Kak Rijo sendiri bagi saya sangat menginspirasi.
Berikut ini saya buat point per point hal-hal yang menarik dibalik proses kreatif penulisan buku kumpulan cerpen TCS ini.
1. Menghasilkan 2 karya setelah mengikuti KLIP
Bayangkan beliau berhasil menelurkan 2 buku selama mengikuti KLIP. Karena di KLIP ini, kita diajak untuk terus menerus menulis setiap hari dan bulan ke bulan.
2. Kalau Cinta Mengenal Usaha
Jadi Kak Rijo ini adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari membersamai 3 orang anak. Dari batita sampai remaja dengan rentang emosi yang jauh berbeda. Bahkan ia pun mengerjakan pekerjaan domestik tanpa bantuan seorang ART.
Sekilas kita pasti berfikir, kok bisa ya dengan kondisi begitu masih sempet nulis buku?
Jawaban Kak Rijo adalah... Bisa. Karna kalau sudah cinta pasti mengenal usaha.
Sebab beliau mencintai kegiatan menulis, waktu yang ada dimanfaatkan saja. 24 jam itu waktu yang lama katanya. Kalau kita bisa mengaturnya, pasti ada waktu.
3. Mendapatkan ide dari peristiwa yang dialami sehari-hari
Ketika ditanya darimana bisa dapet ide secemerlang itu dalam membuat cerita. Kak Rijo menjawab ya dari peristiwa sehari-hari. Waktu ke salon, ketemu tulang galon, ke bank, semuanya jadi inspirasi tersendiri untuk ide-ide cerita pendeknya. Bagi saya sih, nggak semua orang bisa begitu ya. Asli memang Kak Rijo jago aja ngambil hikmah dari setiap kejadian dan dijadikan cerita fiksi menarik. Ah keren banget lah pokoknya.
4. Mencintai fiksi sejak kelas 1 SD karna hukuman dari seorang guru
Ini hal yang paling menarik untuk diceritakan. Waktu kelas 1 SD, Kak Rijo beberapa kali bohong ke guru nya sampai ayahnya dipanggil ke sekolah. Ternyata ketika ayahnya pulang, bukannya ia dimarahi, malah dibawakan setumpuk buku dari perpustakaan.
Kata gurunya, Kak Rijo ini punya imajinasi sehingga pandai berbohong. Maka harus disalurkan dalam membuat cerita fiksi dengan banyak membaca buku terlebih dahulu.
Asli ini gurunya keren banget sih. Jeli melihat bakat seorang murid. Sampai sekarang, Kak Rijo merasa berhutang sekali kepada gurunya tersebut.
Kira-kira begitulah cerita dibalik penulisan buku The Cringe Stories ini. Menarik sekali bukan?
Saya pun jadi merasa tertantang mau buat buku kumpulan cerpen seperti Kak Rijo. Makanya merasa harus banget belajar dari buku The Cringe Stories ini.
Semoga saya bisa mengikuti jejak Kak Rijo.
Harus bisa 💪
Terimakasih Kak Rijo dan KLIP atas inspirasinya 🙂
0 Komentar