manajemen waktu ruang berbagi klip


Pada Selasa siang 21 September 2021, Ruang Berbagi KLIP kembali kedatangan tamu asyik untuk berbagi pengalaman. Kali ini giliran Mbak Rein Hudasediyani dari Bekasi yang berbagi ilmu yang paling dikepoin sama banyak ibu-ibu. Apalagi kalau bukan soal manajemen waktu. 

Selain kesibukannya sebagai ibu dari si kembar Darell dan Farell (6 tahun) dan Zayn (5 tahun), Mbak Rein ini tetap bisa aktif berkontribusi dalam masyarakat. Tercatat sebagai Senior Book Advisor MDS dan trainer read aloud Bekasi, Rein juga masih menyempatkan diri untuk berperan dalam komunitas seperti IP Bekasi, MotherHope Indonesia, KLIP, dan lainnya.

Jadi bagaimana ya rahasia Rein mengatur waktunya? Mari kita simak pemaparannya berikut:

Profil Rein Hudasediyani

biodata Rein Hudasediyani

Mengapa perlu manajemen waktu untuk ibu rumah tangga?

Berkaca dari pengalaman, aku memutuskan harus meluangkan waktu untuk diriku sendiri. Sekedar untuk menikmati setiap larik dalam buku-buku favoritku. Atau agar aku memiliki quality moment bersama suami dan anak-anakku. 

Iya, quality moment. Karena meskipun quantity time seorang ibu rumah tangga bersama keluarga lebih banyak. Tapi nyatanya tidak selalu begitu dengan quality time-nya.

Satu-satunya cara untuk membuat pekerjaan rumah tangga berjalan teratur dan sesuai dengan porsinya adalah dengan membuat manajemen waktu untuk ibu rumah tangga. Karena ibu rumah tangga pun merupakan sebuah profesi, yang nantinya harus memiliki goal untuk kemajuan seluruh keluarga. Dari 24 jam yang kita miliki, tidak semuanya harus dihabiskan untuk mengurus rumah dan segala tetek-bengeknya. Tapi di situ harus ada rencana jangka panjang yang mengakomodir kebutuhan seluruh keluarga.

Seperti halnya seorang ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah sebagai profesi keduanya, ibu rumah tangga juga butuh manajemen waktu untuk menjaga produktivitasnya. Meskipun pekerjaan rumah tangga biasanya tidak memiliki job description yang jelas. Tidak ada deadline, monitoring, evaluasi atau bahkan minim apresiasi. 

Tapi sejatinya amanah yang diemban tidak kalah berat.  Butuh keteraturan untuk menjaga tugas-tugasnya lancar dan berimbang, sehingga rasa galau dan kurang berarti tak perlu menghampiri ibu-ibu yang hampir 80% waktunya dihabiskan dengan aktivitas domestik rumah tangga.

Aku sendiri sempat berpikir bahwa menjadi ibu rumah tangga itu lebih mudah. Santai, enggak perlu grusa-grusu ke tempat kerja. Enggak perlu ninggalin anak saat sakit. Enggak perlu mengiba untuk mendapatkan izin jika cuti ditolak. Tenaga dan pikiran pun  lebih fokus hanya untuk keluarga.
Ternyata aku salah, karena nyatanya “rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput di halaman kita”. Setelah benar-benar menjadi ibu rumah tangga, aku baru merasakan bahwa tak ada yang lebih mudah di antara keduanya. Baik menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga, keduanya adalah amanah yang butuh dikelola dengan cerdas

Perasaan hampa, kelelahan, tak punya waktu untuk diri sendiri tiba-tiba muncul tatkala harus berhadapan dengan pekerjaan yang tidak pernah ada ujung pangkalnya. Pekerjaan rumah tangga benar-benar terus menerus seperti mesin produksi yang tak pernah di-setting dengan tombol off .Bahkan saat seorang ibu berniat mengambil jeda, nyatanya jeda itu tidak benar-benar ada, karena justru tumpukan pekerjaan yang menanti sebagai “hadiah”.

Tonton Rekaman Ruang Berbagi KLIP September 2021


Langkah Manajemen Waktu

1.Menentukan visi dan misi

Keluarga adalah organisasi terkecil dalam kehidupan. Setiap keluarga memiliki visi  yang mengakomodir cita-cita setiap anggota keluarganya. Dalam hal ini ada cita-cita anak. Cita-cita orangtua pada anak-anaknya. Cita-cita suami. Dan yang sering dilupakan, bahwa seorang istri—ibu—juga harus memiliki cita-cita.

Tak masalah jika cita-cita seorang ibu hanya ingin melihat anak-anaknya sukses, keluarga yang dijaganya sakinah, suami yang didampinginya mendapat karier yang gemilang. Tapi untuk mewujudkan itu semua, tentunya seorang ibu harus bahagia. Menjadi seorang ibu yang bahagia adalah sebuah visi (impian)  yang harus diwujudkan dengan misi atau langkah praktis dan strategi untuk mencapainya
Sama halnya  jika seorang ibu memiliki cita-cita yang menyangkut eksistensinya dalam suatu bidang ilmu atau keahlian. Contohnya momen ketika aku memutuskan memiliki visi sebagai penulis, di situ aku mulai memecah impian tersebut dalam langkah-langkah kecil yang disertai strategi untuk mencapainya.

2. Membuat skala prioritas

Bagi ibu rumah tangga semua pekerjaan terasa penting.

Urusan dapur? Penting
Sekolah anak? Penting
Cucian? Penting
Lantai mengilap? Penting
Urusan suami? Penting

Sampai-sampai lupa kalau urusan istirahat juga sangat penting. Untuk itu perlu dibuat skala prioritas sehingga tidak semua pekerjaan harus dituntaskan dalam satu waktu. Misalnya:

1.Penting dan mendesak
2.Penting, tidak mendesak
3.Tidak penting, mendesak
4.Tidak penting, tidak mendesak

Dalam mengatur manajemen waktu, perlu rasanya untuk mendahulukan segala hal yang mendesak terlebih dahulu. Karena sesuatu yang mendesak memang harus segera dituntaskan pada saat itu juga. Lain halnya jika kita mengerjakan satu hal yang penting tapi sebenarnya tidak mendesak. 

Ujung-ujungnya kita malah menghabiskan banyak waktu untuk satu hal, dan mengabaikan hal lainnya. Akibatnya? Semua jadi mendesak, karena pekerjaan terlanjur menumpuk.

3.  Membuat timeline

Setelah memiliki skala prioritas, langsung saja masukkan setiap pekerjaan dalam kelompoknya masing-masing. Misal, pagi hari sambil memasak dan menyiapkan kebutuhan anak-anak, biasanya aku menyalakan mesin cuci. Dengan begitu bukan tidak mungkin 2 hingga 3 pekerjaan bisa kulakukan dalam satu waktu. Bersyukur perempuan memang ahlinya multitasking. Jadi untuk urusan seperti ini, rasanya bukan hal yang luar biasa bagi kami para kaum hawa.

Nah, siang hari saat anggota keluarga lain sibuk dengan aktivitas masing-masing, maka aku meluangkan waktu untuk urusanku sendiri. Bisa jadi menulis atau membaca selembar dua lembar buku sambil beristirahat. Tapi ingat, jangan sampai keterusan. Perhatikan betul kapan harus berhenti dan kembali pada pekerjaan lain yang mendekati urgent. Misalnya, mendampingi anak belajar atau bermain.

Di sini pentingnya memiliki timeline, sehingga apa yang kita lakukan terukur durasinya. Boleh bersantai, tapi enggak kebablasan. Boleh bekerja, tapi segera berhenti jika sudah masuk jatahnya quality time dengan keluarga. Membuat timeline memudahkan kita mengingat kapan harus memulai dan berhenti.

4. Selesaikan pekerjaan satu per satu

Saat memasak sambil menyiapkan keperluan anak dan mencuci, pastikan tidak membuka gadget karena akan sangat mendistraksi. Begitu pun saat mengerjakan satu pekerjaan yang lain, pastikan pekerjaan itu selesai terlebih dahulu, baru memulai yang lainnya.

Misalnya seperti ini, jika timeline untuk pagi hari adalah menyiapkan keperluan anak dan suami, memasak sambil mencuci. Maka tak perlu tergesa-gesa memegang sapu untuk membersihkan lantai. Begitu pula saat sedang mendampingi anak belajar, lupakan dulu cucian yang menggunung yang meminta untuk disetrika, atau sekedar dilipat. Ada kalanya bertindak multitasking, tapi tidak perlu setiap saat.

5. Sesuaikan dengan kemampuan diri

Meskipun semua ibu memiliki sisi supermom dalam dirinya, tapi tetap ya, kalau overload ya drop juga. Ujung-ujungnya sakit, jenuh, kemudian hilang semangat. Itu sebabnya sedetil apapun manajemen waktu yang kita buat jangan lupa masukkan jatah istirahat. Tidur lebih awal itu nggak dosa lho. Malah bagus kan, bisa bangun lebih awal juga. Atau, sekedar duduk santai sambil menyesap secangkir teh sebagai jeda juga perlu, untuk mengembalikan stamina yang hilang.

Yang tidak kalah penting adalah memiliki mindset positif. Karena sesungguhnya energi dan kebahagiaan yang terbesar itu datang dari pola pikir yang positif. Senantiasa berpikir bahwa apa yang dilakukan saat ini merupakan pilihan terbaik untuk diri sendiri dan keluarga. 

Berusaha menjaga hati dari godaan membandingkan diri dengan perempuan lain. Syukuri kesempatan yang kita miliki, karena sejatinya tidak sedikit perempuan yang berkeinginan memiliki posisi seperti kita. Tapi, bukankah hidup selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan?

Di samping itu perlu rasanya untuk meminta dukungan dari keluarga. Suami dan anak-anak adalah support system utama. Ajak mereka bekerja sama sehingga manajemen waktu yang telah dibuat bisa berjalan dengan lancar. Jangan ragu melibatkan keluarga dalam pekerjaan rumah tangga. Jangan sungkan mengingatkan jika mereka tidak melakukan tangung jawabnya.

Dengan tips manajemen waktu untuk ibu rumah tangga yang sesederhana ini, aku merasakan perubahan yang lumayan signifikan pada kondisi fisik dan psikisku. Selain lebih bisa mencintai diri sendiri, aku merasa jauh lebih produktif dan dapat melakukan hal-hal yang kusenangi tanpa perlu mengabaikan tanggung jawab kepada anak dan suami.

Rein & Dea
Rein Hudasediyani bersama Dearni Irene Cynthia dalam acara Ruang Berbagi KLIP

Pertanyaan seputar Manajemen Waktu

Dari sejumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti acara Ruang Berbagi, kami mendapatkan sejumlah pertanyaan yang menarik. Berikut jawaban dari Rein:

Bagaimana caranya mengatur waktu agar kita tak selalu keteteran?

Kenali hal-hal yang membuat kewalahan dalam mengatur waktu:

1.Jumlah peran yang melebihi kapasitas.
Semua maunya dikerjain sendiri, padahal peran itu amanah. Tanya pada diri sendiri apa bisa mengerjakan dengan optimal?

Penting untuk mengetahui kapasitas diri, tahu batasan energi diri sendiri, dan akhirnya bisa mengatur pekerjaan mana yang diambil dan mana yang bisa dikerjakan nanti atau bahkan pekerjaan yang ditolak.

2. Kerancuan antara penting dan mendesak. Menganggap semua hal mendesak itu penting. Kepentingan itu bisa diukur pada tujuan jangka panjang.

3. Enggan atau tidak bisa berkata tidak

4. Tidak punya tujuan jangka panjang

Bagaimana mengatasi badmood/stress menjalani rutinitas?

Disinilah pentingnya konsisten menjalankan tips-tips sebelumnya. Dari mulai memetakan tujuan dan tahu skala prioritas, sampai membuat timeline dan tentunya mengerjakan satu per satu pekerjaan dengan hati atau suasana hati yang positif. 

Pada prakteknya mungkin bisa kita gunakan stopwatch atau timer di gadget ataupun jam tangan. Misal : siang hari ini harus mengerjakan dua kegiatan, contoh membuat caption dan membuat flyer. Pasang timer 25 menit untuk masing-masing pekerjaan. Selesai tidak selesai beralih ke pekerjaan lainnya. Trs kalau tidak selesai petakan lagi pekerjaan itu di waktu lain.

Ini sebagai pencegahan agar ketika anak membutuhkan saya, maka tidak memecah konsentrasi dan anak tidak merasa terabaikan.

Bagaimana caranya agar emosi terkendali saat sudah mumet dalam pekerjaan rumah tangga?

Sebenarnya yang namanya waktu tidak bisa di atur. Waktu akan tetap berjalan sebagaimana Tuhan mengaturnya. Jadi apa yang bisa kita atur?

Kegiatannya yang bisa diatur. Seperti kapasitas baskom, hanya segitu. Kalau kita kewalahan, bukan baskom nya yang kekecilan tapi airnya yang kepenuhan.

Berikut tips yang bisa saya bagikan ya teman-teman:

(1) Peran pasangan. Istri memang dominan mengerjakan pekerjaan domestik tapi bukan berarti suami tidak ikut membantu
(2) Terapkan disiplin dan ajarkan kemandirian sedini mungkin pada anak. Selain akan meringankan pekerjaan seorang ibu, disiplin dan mandiri pada anak menambah nilai moril bagi masa depan mereka.
(3) Jangan ragu minta bantuan


Bagaimana menyiasati kelelahan saat pandemi, karena jujur setelah covid, saya tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan dengan tuntas?

Sebelumnya saya berdoa dahulu agar kita semua selalu sehat dan terhindar dari virus mematikan ini juga selalu dalam lindungan Allah. Amin. 

Seperti yang saya dengar dari beberapa webinar bahwa ada yang namanya long covid. Perlu diketahui organ apa yang melemah pasca covid ini. Setelah mengetahui, bisa kita cegah atau minimalisir kelelahan atau kepayahan tubuh kita. Ada yang kena di organ tenggorokan, paru-paru, jantung, otak muskuloskeletal atau nyeri pada otot bahkan pengaruhnya pada kesehatan mental kita. 

Ketahui pula batas atau ambang kelelahan pada tubuh, misal aku bakal lelah kalau berdiri selama setengah jam ya jangan sampai berdiri selama itu, dan lain sebagainya. Tentu jika diperlukan, konsultasikan pada nakes untuk mendapat penanganan lebih lanjut,

Bagaimana mengatur sekolah daring 3 anak, menyiapkan makan, dan apa yang dilakukan kalau kesabaran sudah di titik nadir seorang bidadari bernama ibu?  

Alhamdulillah bersyukur saya salah satu yang nyaman dan justru menyenangkan dengan sistem daring ini. Untuk anak usia anak-anak ya, mungkin lain cerita kalau anak usia di atas mereka. Mungkin bisa kita lihat slide jadwal harian saya ya.

Bagaimana cara mamah Rein release pain and stress factor in the house

Alhamdulillah saya masih manusia yang bisa merasakan emosi, amarah dan lainnya yang menjadi penyebab seorang ibu stress apalagi waktu-waktu tertentu yaitu saat menjelang haid alias PMS.

Ini juga menjadi hal penting untuk tahu apa yang menenangkan diri, saya suka coklat, suka susu coklat apalagi yang dingin, dan saya suka dipeluk. Dan saya juga tidak suka dan tidak bisa kalau lapar dan ngantuk. Ketika sudah mengenal diri sendiri maka akan sedikit mudah mengeluarkan negative things dalam diri.
 
Bagaimana mengatur waktu menulis di rumah?

Saya membagi waktu menulis menjadi tiga. Pagi hari sebelum salat subuh, siang hari, dan tengah malam. Targetkan berapa kata dalam satu hari. Jadi bagi jumlah kata tersebut menjadi tiga waktu itu. Jika hari ini tidak terpenuhi, maka esok harinya ditambah dengan target tidak terpenuhi hari ini.

Apa kiat-kiat yang harus dilakukan agar bisa me time?

Seberapa penting me time itu? Me time impian apa yang ingin dilakukan? Kalau buat saya, sangat penting, dan kegiatan me time saya ya tetap berada di samping anak-anak.

Saya menyempatkan untuk tetap membaca di samping anak yang sedang melukis.
Saya tetap bisa masker wajah atau perawatan wajah di saat anak sedang bermain atau mengerjakan kegiatan lainnya.

Jadi anak-anak mengetahui dan tidak menjadi masalah Mamanya mengerjakan pekerjaan lain asal tetap berada di samping mereka.
 
Apakah manajemen waktu sama dengan manajemen energi bagi mama Rhein?

Betul sekali, seperti yang disampaikan sebelumnya. Waktu tidak bisa kita bagi dan tidak bisa diatur. Tetapi diri kita lah yang menyadari kapasitas diri dan menempatkan kegiatan-kegiatan tepat di waktu yang tepat. Pekerjaan ringan di waktu energi tidak terlalu full, dan pekerjaan energic di waktu energi sedang mencapai puncaknya.

Gimana management hati, pikiran dan fisik supaya ga moody

Teman-teman ada yang pernah dengar istilah mindfullness? Jadi mindfullness tuh kita menyadari apa yang kita rasakan. Kita bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan, mengetahui tanggung jawab dan juga apa yang bisa kita lakukan selanjutnya.

Benar sekali, kalau ini adalah tentang keseimbangan diri dan pikiran. Memberi ruang kepada tubuh dan juga pikiran untuk rehat dari berbagai masalah dan tekanan.

Teknik mindfullness saya lakukan,olah pernapasan. Waktu terbaiknya adalah pagi hari. 
Bagaimana kiat-kiat untuk lebih produktif, dan tidak menunda-nunda pekerjaan. Sudah pernah membuat to do list namun tetap saja tidak berjalan lama.  

Sering terjadi adalah siklus mbulet. Apa itu? Awalnya mood negatif karena mengerjakan tugas yang tidak menyenangkan, membosankan, atau dirasa sulit.Akhirnya menunda untuk meregulasi emosi. Lebih memilihnya melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan, menonton video atau scroll medsos mungkin. Akhirnya dapet mood positif tapi ya itu cuma sementara.Mood kembali negatif karena merasa bersalah tugas tidak tuntas. Eh kembali menunda untuk memperbaiki mood. Mbulet.

Kalau kata para ahli, penundaan bukanlah tentang manajemen waktu, melainkan manajemen emosi. kita menunda pekerjaan yang membuat kita merasa tidak nyaman dan memilih menghibur diri agar merasa nyaman. 

Jadi jawabannya adalah jangan menunda dan lakukan pekerjaan sesuai waktunya. 

Bagaimana cara biar gak terus jadi cinderella dalam banyak hal 

Buat timeline dan kerjakan sesuai waktunya. Gunakan stopwatch atau timer pada gadget atau ya gunakan jam tangan biarpun didalam rumah. Pasang target dan penuhi target sesuai waktu yang telah ditentukan.

Bagaimana cara manage waktu dengan pekerjaan saya sebagai mentor privat dengan jadwal yg tidak pasti ?

Jadi maksudnya pekerjaan sebagai mentor privat ini tidak ditetapkan waktunya sebelumnya ya? Tidak ada kesepakatan di awal dengan murid gitu ya?
Baik,jika pekerjaan kita di waktu yang tidak pasti. Tapi waktu biologis atau pekerjaan domestik lainnya bisa kita tetapkan. Misal makan tiga kali sehari di jam a,b dan c. lalu pekerjaan mencuci dan lainnya bisa kita tetapkan terlebih dahulu.

Jadi ketika ada panggilan untuk mengajar kebutuhan dan kerjaan yang sudah memiliki waktu yang ditetapkan bisa tetap terkendali. Intinya jika menemui sesuatu diluar kendali kita, tenang, kendalikan hal-hal pasti yang bisa kita atur. Mengurangi rasa ringsung pada diri dan menjadi tenang jika yang tidak bisa dikendalikan tidak mempengaruhi yang lain.

Bagaimana teteh mengatur waktu dan segala kegiatan dijalani?  

Seperti yang sudah disampaikan diatas dan slide jadwal harian bisa terlihat bagaimana gambaran besar mengatur segala kegiatan.

Kalau mengenai kegiatan diluar peran istri dan ibu, seperti di komunitas. Sudah memiliki timeline atau ritme yang telah disepakati dan diatur sebelumnya. Misal : KBK di hari rabu, dan mengerjakannya di hari senen. Piket motherhope indonesia di hari sabtu, atau kegiatan sosial sejuta cinta. Semua memiliki waktu yang bukan hanya ditentukan oleh aku sendiri tapi disepakati bersama. Jadi sejauh ini, ritme atau timeline tersebut sangat membantu agar kegiatan komunitas menjadi membahagiakan.

Apakah boleh kepo bagaimana jadwal harian Mbak Rein? Bagaimana cara mba Rein menyikapi hal-hal yang sifatnya dadakan yang terjadi di luar dari rencana manajemen waktu Mbak Rein? 

jadwal harian

Tentu sebagai manusia ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, kejadian yang terjadi secara tiba-tiba. Misal keluarga sakit, atau hal lainnya yang sangat kita tidak inginkan. Maka menerima dahulu apa yang sudah menjadi takdir atau kejadian yang sudah allah tetapkan.

Tanamkan dalam pikiran bahwa terkadang hal tidak bisa kita kontrol seperti memanggang roti. Semua tidak bisa terjadi sekejap mata, perlu proses. Justru kadang kejadian tidak terduga itu membuat kita menjadi  tambah ilmu.

Ini hanya timeline secara garis besar saja ya teman-teman. Karena ada lagi target harian, target mingguan sampai target tahunan.

Ketika impian-impian itu sudah dipasang, inget terus, bawa dalam doa, dan perjuangkan dengan menaruh prioritaas tersebut menjadi satu hal yang ingin diraih, bayangkan bagaimana rasanya diri ini pada saat menggapai impian tersebut. Kejar lagi kejar terus sampai tidak terasa bukan lagi satu langkah yang dilakukan ternyata impian itu bisa diraih. Betul intinya istiqomah dan konsisten. Afirmasikan dan libatkan seluruh energi dalam diri untuk meraih hal tersebut.
jadwal malam
Mba tidurnya berapa jam sehari?
Soal istirahat saya juga sangat menjaga, saya mengakui bahwa yang menjadi pencetus emosi negatif saya adalah lapar dan ngantuk serta lelah.

Buat saya dan juga kepada anak-anak, disiplin waktu tidur itu penting. Karena sekarang anak-anak sudah tidak tidur siang, maka selepas isya kami akan masuk kamar untuk menidurkan anak-anak dan biasanya saya akan terlelap beberapa jam, sampai suami pulang kerja. Kalau di total ya, tidur dalam sehari antara 6-7 an jam sehari ya..

Bagaimana Mama Rein mengelola waktu?

Lagi-lagi waktu tidak bisa kita kelola, tetapi hal-hal yang melekat pada diri kitalah yang kita kelola. Entah itu pikiran, tubuh bahkan emosi diri kita sendiri.

Kalau dikaitkan dalam agama, tuhan sudah menetapkan waktu siang dan malam. Siang beraktivitas dan malam untuk beristirahat. Maka maksimalkan aktivitas di waktu siang dan menenangkan pikiran dan tubuh di malam hari.

Dahulu saat anak-anak masih baby alias ada tiga batita di rumah, rasanya waktu 24 jam tidaklah cukup. Biar pagi sudah bangun paling pagi tetap saja tidak selesai semua pekerjaan. Dan hal tersebut membuat tubuh menjadi bukan saja lelah tapi amat sangat lelah banget.

Nah mulai dari itu saya menetapkan waktu pagi sebagi waktu maksimal saya mengerjakan segala hal pekerjaan ibu rumah tangga. Jadi sambil memasak atau membuat mpasi, mesin cuci jalan, saya sempatkan melipat baju, dan tangan sesekali memegang sapu membereskan seisi rumah di pagi hari. 

Ketika anak-anak bangun, saya sudah siap jadi teman petualang mereka seharian sampai malam tiba. Jadi saya tidak akan menyentuh pekerjaan domestik di siang hari. Berantakan? Biarkan saja, atau bereskan bersama atau tunggu suami pulang biarkan beliau yang membereskan.

Itu waktu anak-anak batita, alias masih usia mengeksplore dan belum paham banyak perintah. Seiring bertambah waktu saya mulai kenalkan kedisplinan dan kemandirian pada mereka. Pekerjaan domestik saya perlihatkan pada mereka, saya akan tetap menyapu dan mengepel saat anak sedang bermain, jatuh karena licin tidak saya khawatirkan justru biarkan anak belajar dari hal itu.

Bisa dilihat keseruan saya bersama tiga anak lelaki saya, mereka belum memiliki tanggung jawab yang besar dan banyak. Sejauh ini di usia mereka sekarang, masih seputar merapihkan kamar sendiri, makan sendiri, merapihkan mainan sendiri, dan juga bertanggung jawab jika merusak atau membuat rumah berantakan.

Penutup

Bagaimana teman-teman? A-Z Rein Hudasediyani telah membagikan pengalamannya mengatur waktu sehingga lebih produktif. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat teman-teman untuk bisa mengatur waktu dengan lebih baik lagi. 

Terima kasih dan sampai jumpa di Ruang Berbagi berikutnya. 

tim balik layar Ruang Berbagi KLIP 21 September 2021
Tim belakang layar Ruang Berbagi KLIP September 2021