Tema Tantangan Menulis: Mempersiapkan Diri Menjadi Lansia

Selamat siang KLIP-ers,

Tim Tema Tantangan Menulis datang lagi untuk berbagi cerita tentang tulisan pilihan dari TTM kita minggu lalu yang bertema ‘Mempersiapkan Diri Menjadi Lansia’.

Teman-teman sudah kepikiran belum kalau sudah tua mau jadi apa? Mau jalan-jalan keliling Indonesia misalnya, atau mau terus berkarya, menulis buku atau mengerjakan hal lain yang tetap berguna untuk sesama?

Supaya impian masa lansia kita bisa tercapai, kita harus melakukan banyak persiapan yang harus dimulai dari sekarang! Lewat tema kita minggu lalu, para peserta TTM sudah menuangkan perenungan mereka yang mendalam lewat tulisan-tulisannya.

Sebut saja kak Risna, yang mengingatkan kita pentingnya mempersiapkan anak-anak supaya bisa mandiri di waktu dewasa dan tidak menjadi beban bagi orangtua. Atau Uni Elsa yang mengingatkan kita untuk tidak menyerah kepada kemalasan, agar hidup masa lansia tetap penuh dengan makna. Atau Mbak Gita yang poin pertamanya saja begitu tajam, mengingatkan kita ini milik sang Pencipta dan pasti akan kembali ke ribaanNya. Dan jangan lupa Mbak Alfi yang sudah berbagi cerita tentang teman-temannya yang sudah lansia tapi terus cergas dan mandiri.

Kalau teman-teman KLIP belum terpikir soal lansia, langsung aja kunjungi tulisan-tulisan mereka! Terutama Tulisan Terpilih kali ini, tulisan Mbak Rein Hudasediyani dengan judul: Masa Tua, yang isinya bukan tips-tips penting soal lansia, tapi justru membuat kita terduduk merenung dan menyadari pentingnya mengingat orangtua kita yang sudah lansia, dan juga bersiap untuk masa lansia diri sendiri.

“Emosiku sering berkecamuk. Sedih dan marah bercampur aduk melihat penurunan fisik dan mental manusia di usia senja. Pria tua ini, setauku dulunya adalah seorang atlit. Pria perkasa yang juga seorang pecinta alam. Fisiknya sangat kuat untuk menghadapi berbagai rintangan alam. Mentalnya pun tentu sudah terlatih. Tetapi sosok lelaki yang ada di sebelahku sekarang ini adalah sosok seorang renta yang –jangankan untuk berlari atau memanjat tebing – bahkan untuk menahan pipisnya pun tak mampu! Lalu untuk apa manusia hidup lama tetapi dengan penderitaan seperti ini? Aku memarahi diriku sendiri. Aku tak mau dikalahkan usia. Aku tak rela termakan oleh waktu. Aku akan melawannya! Batinku menjerit.”

Duh, ternyata menjadi tua itu tidak mudah ya. Tapi kita terus semangat ya, terus berusaha untuk membuat hidup kita penuh makna, bagi diri sendiri dan bagi orang lain di sekitar kita! Jangan lupa kunjungi dan baca semua tulisan peserta TTM kali ini!