Hai KLIP’ers



Tulisan kali ini mau bahas Zoom KBK yang diadakan pada tanggal  22 Oktober 2021 lalu. Zoom yang berlangsung sekitar 3 jam ini bagaikan sebuah perjalanan keliling dunia yang sangat membahagiakan. 

Buku-buku yang sebagian memiliki kesamaan, yaitu buku yang bertema perjalanan kisah sebuah negara atau juga sebuah tempat yang membawa kita pada sudut pandang baru.

Teh Meigita – Jejak Muslimah di Penjuru Dunia


Teh Gita mengawali dengan buku yang membawa kita berjalan-jalan keliling dunia, melihat pengalaman muslimah Indonesia di berbagai negara dengan buku antologi Jejak Muslimah di Penjuru Dunia. 

Sobat Kerudung di Era Digital, merupakan karya salah satu anggota KLIP, mbak Halida Umi Balkis, ikut berpartisipasi di dalamnya. Persaudaraan Islam yang dirasakan penulis patut disyukuri karena merasakan pertolongan sesama sobat islam di Jerman, sebagai suatu kebahagiaan menjadi minoritas di tengah negara mayoritas.

Teh Gita juga menceritakan singkat tentang perjamuan teh di negara Turki, sampai fasilitas perpustakaan di negara Jepang, dan diakhiri dengan kisah beribadah salat di negara Korea Selatan. Sungguh, serasa bepetualang hanya dengan membaca buku. 

Rian - Who Are You karya Jung Woo Yul

Buku karya Jung Woo Yul akhirnya membawa kita ke negeri ginseng, Korea Selatan. Buku psikologi ringan yang dilengkapi dengan ilustrasi yang menjadikannya menarik. Sedikit digambarkan dalam buku tersebut oleh Mbak Rian, perihal orang-orang yang menaiki bis, orang yang memilih memegang pegangan atas menurut buku ini berarti orangnya cenderung fleksibel dan kalau orang yang memilih memegang badan tiang besi pegangan cenderung menyukai kehidupan yang pasti. 

Buku yang menceritakan pengamatan penulis pada perilaku keseharian manusia dan bagaimana menghadapi orang lain. Namun, ada hal yang menurut Mbak Rian tidak cukup relevan. Salah satunya adalah buku ini membahas mengenai orang yang mendengarkan musik lama vs musik baru. Menurut buku ini, jika orang yang mendengar musik lama merupakan orang yang cenderung mengenang masa lalu yang bahagia dan tidak puas dengan masa sekarang. Nah, Mbak Rian yang merupakan pendengar musik lama, dirinya cukup bahagia dan puas dengan kehidupannya masa sekarang. 

Kak Rijo - The Dry karya Jane Harper

Pembunuhan. Satu kata yang mengawali kisah Kak Rijo mengenai buku The Dry. Buku yang mengantarkan kita ke negara Australia.

Buku dengan tebal 460 halaman ini memiliki disain cover menyala dengan ilustrasi gambar pohon yang mengasosiasikannya dengan latar cerita kota Kiewarra yang kering kerontang, tragedi pembantaian yang kejam, serta peristiwa kebakaran. Permainan tokoh dan karakter di dalam buku The Dry menarik untuk disimak. Masing-masing memiliki perannya di dalam cerita. Masing-masing memiki misteri masa lalu.

Bisa dibilang The Dry adalah sebuah kisah yang memiliki alur cerita campuran, maju dan mundur. Ketika kita sedang enak-enaknya menyimak masa sekarang, tiba-tiba kita di bawa sekian tahun lalu, saat tokoh-tokoh cerita masih berusia remaja dan misteri kematian Ellie sedang menghadang, usai bercerita tentang masa itu, kita kemudian kembali melanjutkan masa yang tadi di awal sedang diceritakan. 

Pembunuhannya sendiri sudah terkategori biadab. Dan keadaan kota serta kondisi psikologis masyarakatnya yang setengah gila karena tekanan lingkungan yang keras melengkapi alur cerita hingga ke ujung-ujungnya. Tentu saja deskripsi kota Kiewarra digambarkan oleh Jane Harper dengan baik. Ini memang novel debut yang luar biasa.

Buat Kak Rijo buku setebal ini bisa selesai dalam waktu kurang dari dua hari. Salut. Walaupun genre ini memang favorit kak Rijo tetapi Jane Harper berhasil membawa pembacanya larut dalam kisah di novel perdananya.

Mbak Dyah - Tuntas Kemandirian karya Ani Christina S.Psi

Buku ini dikemas dengan ringan dan mungil berukuran 13 cm x 22.5 cm atau sepertiga ukuran kertas A4 dengan tebal buku 152 halaman, membuat buku ini nyaman dibawa kemana-mana. Kasus-kasus yang dibahas pun beragam sehingga kita sebagai pembaca dibawa untuk “melihat” dampak tidak tuntasnya kemandirian yang bisa disebabkan berbagai pola asuh orang tua.

Menurut Mbak Dyah, buku ini sangat bermanfaat, berisi, kaya dan menggugah untuk para orang tua. Membuat setiap orang tua jaman sekarang untuk “bangun” dan meningkatkan kesadaran akan proses kemandirian yang menjadi pendidikan yang penting untuk anak-anak. Buku ini membantu orang tua untuk semakin menyadari bahwa anak-anak harus belajar hidup, baik untuk dunia maupun akhiratnya.

Dari uraian panjang Mbak Dyah, saya dapat ambil kesimpulan bahwa anak-anak harus ditumbuhkan kesadarannya bahwa kelak orang tua tidak selalu hadir, tidak selalu bisa mengingatkan, tidak selalu bisa membantu akan ada waktunya mereka hidup mandiri tanpa bantuan dari orang tua. Dan untuk orang tua, tentu buku ini menjadi “teguran” yang indah, dan asupan yang “bergizi” dalam membangun pola asuh yang sehat untuk anak-anak.

Benar-benar buku mungil yang besar manfaatnya bagi perkembangan anak, khususnya mengenai kemandirian anak.

Kak Alfi - Dry karya Neal dan Jarrod Shustermann

Ketika kekeringan di California meningkat statusnya menjadi bencana, seorang gadis remaja terpaksa membuat keputusan yang sulit antara hidup dan mati demi keluarganya. Yay, kali ini kita berangkat ke California dengan buku karya duet anak dan bapak Neal dan Jarrod Shutermann yang dibawakan Kak Alfi.

Warna merah covernya secara subjektif memang menarik perhatian. Sesuai pula dengan topik kekeringan dan beberapa kebakaran yang menjadi latar peristiwa di beberapa adegan dalam cerita. 

Buku ini menceritaka kondisi yang tidak pernah diinginkan siapa pun. Tiba-tiba, lingkungan berubah dari tenang menjadi medan perang keputusasaan; tetangga dan keluarga saling berseberangan demi mendapatkan air. Buku ini hanya berkisah tentang lima hari kondisi kekeringan. Orang-orang harus membuat pilihan yang mustahil jika ia ingin bertahan hidup.

Pesan dalam buku ini yang menurut Kak Alfi ingin sampaikan adalah kita menjadi paham dari mana datangnya air. Seperti di negara maju, di manapun kita membuka keran air maka air itu bisa untuk dipakai. Dari buku ini menyadarkan pentingnya air bagi kehidupan, bahkan uang pun tak bisa mengatasi problema kekurangan air tersebut. 

Betul-betul buku setebal 420 halaman yang bagus, sarat konflik dan pesan di dalamnya. 

Ernawati - Rich karya Abu Bassam Oemar Mita


Perjalanan melalui buku kali ini, diakhiri oleh buku yang dibawakan Mbak Erna sebagai perjalanan religi yang menenangkan. Cerita unik yang menjadi alasan Mbak Erna tertarik membaca buku ini adalah adanya iklan yang bertebaran di sosial media. Hadiah emas murni yang menjadi pemicu Mbak Erna meng-klik iklan tersebut dan memesan buku ini.

Rich : 5 Rukun Keberlimpahan dan Keberkahan. Buku yang membuat Mbak Erna mendapat 'insight' bahwa orang yang memiliki harta yang melimpah bukan berarti dirinya bahagia dan hidupnya penuh keberkahan. Maka percaya saja dengan ikhtiar mencari ridho Allah maka hidup bukan saja berkah tapi penuh ketenangan.

Buku ini memberi contoh agar pembacanya membuat tulisan setiap harapan-harapannya. Contoh lain seperti ikan yang diekspor dari suatu negara. Jika hanya dibawa dalam peti kemas maka ikan tersebut akan kurang segar. Tetapi jika selama di perjalanan dibawa dalam keadaan hidup dan sembari memberi makan ikan-ikan tersebut maka saat sampai ke tempat tujuan ikan tersebut akan tetap segar. Begitu pula mimpi atau harapan kita.

Satu lagi ajaran buku ini, adalah perbaikan hubungan dengan orang tua. Ketika kita sedang mendapat masalah, jangan fokus pada masalahnya. Tetapi perbaiki hubungannya dengan orang tua, pernahkah berkunjung ke rumah orang tua, pernahkah menemani orang tuanya. Keajaiban berbakti kepada orang tua. Keajaiban doa juga dibahas dalam buku ini melalui kisah-kisah yang menyentuh jiwa.

Akhir kata, buku ini mampu meningkatkan iman, imun dan juga dompet dengan hadiah emasnya.

PENUTUP

Demikian, tulisan ulasan zoom KBK yang telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 lalu. 

Untuk KLIP'ers yang ingin mendengar suara teman-teman yang sudah membahas buku diatas, bisa di dengerim di Podcast KLIP di podcast zoom KBK Oktober 2021.

Nah, semakin penasaran kan seperti apa sih ngobrolin buku di KBK itu? yuk ikutan di zoom berikutnya tanggal 22 November 2021. Sampai ketemu disana ya..


Salam Literasi,

Semangat membaca

 Penulis : Rein Hudasediyani