Penulis : Tami Asyifa
Editor   : Windy Effendy

Penulis yang satu ini mulai serius berkarier di bidang literasi pada 2017 dan menghasilkan karya berupa buku solo pada 2018. Di tahun yang sama, ia mulai merambah dunia blogging. Kini, Dian Kusumawardani semakin mengukuhkan diri sebagai penulis dan terus produktif menulis, baik pada blog pribadi maupun website komunitas, juga sebagai home educator.

Mengenal Lebih Dekat Dian Kusumawardani


Dian Kusumawardani, yang biasa disapa Dee atau DK, lahir di Surabaya pada 6 Februari 1987. Saat ini, ia berdomisili di Sidoarjo bersama suami dan dua anak gadisnya. Pendidikan formal Dee adalah Jurusan Sosiologi fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan di Universitas Airlangga Surabaya, angkatan 2005.

Berbekal Ilmu Sosiologi, Dee menggeluti dunia pendidikan sebagai pengajar di Bimbingan dan Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri di Surabaya. Selain itu, Dee juga menjadi tim bank soal pada Binus Socrates. Bidang pendidikan juga diaplikasikannya di rumah. Mempunyai anak usia sekolah, telah membuat Dee menjalankan home education untuk kedua putrinya. Omah Rame home education dipilihnya sebagai tempat merdeka belajar bagi kedua anaknya.

Kecintaan pada dunia pendidikan serta parenting membawa Dee menjadi konselor laktasi dan pijat laktasi bersertifikat. Seolah tak cukup dengan kesibukan mengajar dan sebagai konselor, Dee juga menjadi koordinator daring Institut Ibu Profesional Surabaya serta Relawan Keluarga Kita. Sebagai penulis, ia sangat produktif. Profesi penulis lepas pun disandangnya.

Dian Kusumawardani dan Kepenulisan


Sebagai penulis produktif, tiap bulan selalu bisa setoran di atas 20 judul tulisan tentu tidak mudah. Namun, Dee bisa melakukannya. Dian Kusumawardani punya strong way yang membuatnya tetap semangat menulis. Terlihat sederhana, tetapi luar biasa jika dijalankan. Motivasinya adalah suka menulis dan menjadikannya pekerjaan sehingga harus dijalani sebagaimana orang lain bekerja pada bidangnya.

Sejak berkomitmen menjadi penulis, Dee selalu belajar dan mengasah kemampuan. Menulis apa yang dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam pengasuhan kedua putrinya. Inspirasi dari pengasuhan inilah yang melahirkan buku Ibuku adalah Sekolah Terbaikku. Buku ini debut pertama Dee menulis buku solo dan langsung booming. Buku ini sampai dicetak ulang tiga kali dan terjual hingga menyentuh angka 3800 eksemplar. Baginya ini pencapaian yang membanggakan sebagai seorang penulis, meski prestasi kepenulisannya tidak ini saja. Buku solo keduanya berjudul Ibuku adalah Sahabat Belajarku. Dee juga aktif mengikuti antologi menulis. Ada 15 judul antologi yang ia ikuti, salah satu judul bukunya adalah Jibaku Post Power Syndrome Full Time Mom.

Pada tahun 2018, Dee mulai serius ngeblog. Tema yang disukainya masih seputar pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Hal ini sesuai dengan kehidupan yang dijalankannya sebagai seorang ibu dan home educator. Selanjutnya, ia mulai menulis lifestyle. Saat ini, Dee suka dengan tema lingkungan dan relationship.

Pada 2019, Dian Kusumawardani menulis tentang "Pendidikan Literasi Keluarga". Artikel ini membawanya bertandang ke Jakarta atas undangan Kemendikbud sebagai juara 2 lomba yang diadakan kementerian tersebut. Setelah itu, Dee juga terpilih sebagai juara favorit pada lomba blog Boromon dan juara harapan IndiHome blog competition.

Selain menulis pada blog pribadi, Dee juga aktif sebagai kontributor pada berbagai website seperti Rocking Mama, Ummi Online, dan Koran Opini. Ia juga tercatat sebagai content writer pada Mom 101, Kejar Cita, Drakor Class, dan Bengkel Bunda.

Komitmen dan Menetapkan Prioritas


Selain strong way, menjalankan sebuah profesi juga harus diiringi dengan komitmen. Walaupun ada seabrek kegiatan baik urusan domestik, pendidikan anak, maupun mengajar pada sebuah lembaga, komitmen menulis tetap menjadi prioritas bagi Dian Kusumawardani. Setiap hari, harus ada tulisan yang dihasilkan. Maka, Dee membuat jam kerja menulis. Tiap hari ia alokasikan 3 jam dari pukul 08.00-11.00 untuk fokus menulis.

Alokasi waktu ini dipilih dengan pertimbangan, kerja domestik sudah selesai dan anak-anak di jam bermain. Jadi ketika jam kerja menulis tiba, ia akan menulis tema-tema apa saja yang ingin ditulis. Biasanya bloger mempunyai content plan. Memiliki content plan blog membantu dalam mengelola blog. Hal ini perlu dilakukan agar performa blog bagus dan bisa dikenal Google. Konon, Google suka terhadap blog yang teratur posting artikel.

Komitmen, menetapkan prioritas, dan mempunyai content plan, membuat pekerjaan menulisnya menjadi lebih mudah. Namun, tantangan juga selalu ada. Biasanya jenuh selalu menjadi godaan. Dee mengatasinya dengan cara menonton drama Korea, blogwalking, stalking sosial media, ngopi bareng teman di cafe dan jalan-jalan.

Penulis dan Komunitas


Komunitas bagi seorang penulis bisa banyak memberi manfaat. Seorang penulis bisa menemukan teman seperjalanan yang saling menginspirasi dan menyemangati. Dalam komunitas bisa belajar bareng, dan menemukan dukungan. Dian Kusumawardani pun aktif pada berbagai komunitas kepenulisan. Ia mengikuti komunitas blogger seperti Mama Daring, BRT network, Kumpulan Emak Blogger, juga Blogger Perempuan Network. Komunitas literasi juga diikutinya seperti Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dan Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP).

Dian Kusumawardani bergabung bersama KLIP sejak 2017, saat KLIP masih bernama ODOP 99 days. Sebagai penulis pemula saat itu, Dee menemukan banyak hal. Selain pengetahuan tentang menulis juga teman-teman yang saling menginspirasi. Kepada KLIP, Dee mengatakan sangat berterima kasih karena telah menemaninya bertumbuh menjadi penulis sejak 2017 hingga sekarang. Pada 2018, Dee berhasil menulis buku solo yang berjudul Ibuku adalah Sekolah Terbaikku. Buku ini lahir dari mengikuti tantangan konsisten menulis di KLIP.

Pesannya kepada teman-teman KLIP, suka menulis adalah modal dasar. Realisasinya dengan terus belajar, berjejaring dan punya komitmen yang kuat serta mengalokasikan waktu. Ide tulisan akan selalu ada, dari yang sehari-hari kita jalani, dan menuliskan apa saja yang kita alami. Misalnya, tentang bermain sama anak, hobi kita, peran sebagai ibu, dan banyak lagi.

Harapannya banyak penulis profesional yang lahir di KLIP. Dee juga mendoakan semoga literasi Indonesia makin baik. Semakin banyak perempuan yang sadar literasi dan menggeluti dunia kepenulisan. Yuk perempuan Indonesia, semangat berliterasi!

Tulisan-tulisan Dian Kusumawardani bisa dibaca pada tautan berikut:

Blog :
https://www.deestories.com
Facebook:
https://m.facebook.com/dian.kusumawardani
Intagram: https://www.instagram.com/dee_arif