Dyah Kusumastuti


Ketika kita mengetahui apa yang menjadi alasan kita mengerjakan sesuatu, maka akan ada semangat yang mengiringinya. Apalagi jika ada bayaran yang sesuai. Entah itu berupa kepuasan batin atau materi.

Orang Jepang mengenal prinsip ikigai, dengan empat elemen yaitu passion ( gairah), mission ( misi), vacantion (panggilan), dan profession ( profesi). Jika digambarkan dengan diagram venn akan terdapat irisan dari, apa yang kamu cintai, apa yang kamu kuasai, apa yang dunia butuhkan, dan apa yang akan membuatmu dibayar.

Konsep ikigai ini membantu seseorang mengatasi tantangan yang dihadapinya, menemukan motivasi dalam keseharian, dan bisa menemukan kebahagiaan dalam menjalankan aktivitas. Dengan konsep ikigai, Dyah Kusumastuti Utari menemukan irisan dari setiap peran yang dijalaninya. Menjadi Ibu yang bekerja di ranah publik, istri dan ibu, serta seorang bloger.

Ibu Bekerja dan Bloger


Perempuan yang menyandang nama Dyah Kusumastuti Utari ini biasa disapa Dyah atau Di. Usai menyelesaikan pendidikan kimia pada sebuah universitas, Dyah lalu mengaplikasikan ilmu pada sebuah pekerjaan yang tidak jauh dari ilmu yang dipelajarinya. Sebagai staf quality control pada perusahaan manufaktur.

Saat ini Dyah tinggal bersama suami dan tiga orang anaknya di Sidoarjo. Menjadi ibu bekerja di ranah publik adalah pilihan yang dijalaninya dengan bahagia. Meski begitu, ia tetap menyadari perannya sebagai istri dan ibu. Sebagai ibu, ia suka memasak untuk keluarga dan membacakan buku serta menceritakan sebuah kisah pada buah hatinya.

Dari kegiatan sehari-hari membersamai anak-anaknya, Dyah menyadari bahwa ia suka bercerita. Didukung dengan hobinya membaca buku dan menulis, ia mulai menulis cerita anak. Awalnya hanya untuk dibagikan pada ketiga buah hatinya. Kemudian, ia pun menerima ajakan menulis buku antologi cerita anak.

Ketika buku tak cukup menjadi wadah ceritanya, Dyah mulai mencari format lain. Ia ingin mengabadikan serunya kegiatan bareng anak-anaknya. Google dokumen menjadi pilihannya. Lalu ia juga senang berbagi tulisan. Platform yang paling ia sukai adalah blog. Lahirlah sebuah blog dengan title Ragam Cerita Dyah Kusuma, sebuah jejak perjalanan seorang ibu.

Sejak mempunyai blog Dyah Kusumastuti Utari, membranding diri sebagai seorang yang senang berbagi cerita di blog. Selain ngeblog, Dyah juga menjadi content creator dan ghost writer, tapi dari semuanya ia ingin dikenal sebagai seorang bloger.

Dyah dan Literasi


Dari berbagai kegiatan literasi, seperti membaca dan menulis yang dilakoninya, Dyah paling suka ketika harus ketika mengumpulkan data atau riset dan menganalisa informasi yang diperolehnya. Membuat artikel yang baik memang tidak asal menulis, harus ada dasar berupa data. Analisa data membantu dalam pemahaman yang lebih baik terhadap suatu objek, keadaan atau fenomena. Menurut Dyah ini menarik dan menantang.

Bahkan untuk tulisan fiksi yang ringan dan menghibur pun harus ada risetnya. Dari sekian jenis tulisan yang pernah ia tulis, fiksi tetap menjadi favoritnya. Sementara tema yang menarik untuk ditulis tentang keseharian atau hal-hal yang sedang ia pelajari. Mengikatnya ilmu dengan menulis. Menurutnya dengan menuliskan kembali ia bisa belajar ulang dan jika membutuhkan informasi tersebut, ia tinggal mencarinya kembali.

Dalam sehari, Dyah Kusumastuti membutuhkan waktu satu jam, entah untuk riset saja atau menuliskannya. Waktu yang paling optimal pada sore usai jam kantor dan malam saat penghuni rumah sudah terlelap. Berkat ketekunannya, dan prinsip ikigai yang dijalaninya kini ia menikmati hasil. Ia mendapat tawaran kerja sama oleh beberapa brand. 

Pencapaiannya di bidang literasi antara lain:
  1. Sebuah buku solo Maaf, Terima Kasih, Tolong diterbitkan oleh Penerbit Mecca pada 2019
  2. Ada 20 judul antologi, salah satunya antologi Maya Jangan Terputus, Nyata Jangan Terserak bareng KLIPers pada 2022.
  3. Pemenang hiburan lomba liputan peluncuran buku Menerbangkan Adikarya Nuswantara Dalam Bingkai Cerita yang Tak Biasa, November, 2022
  4. Salah satu artikel terbaik Ramadan Mini Bootcamp Kumpulan Emak Blogger, April 2022
Sebelum menemukan pola, Dyah pernah berkejaran dengan tenggat waktu. Ia ingin meraih banyak hal sehingga memasang target yang terlalu tinggi serta tidak terukur. Sesuatu yang menantang diri, tapi justru membuatnya kelelahan. Ia menjadi mudah stres. Berharap bisa produktif tapi berujung pada hal negatif. Dyah kemudian mulai menata dan mengukur kapasitas diri. Akhirnya ia bisa membuat batasan dan mengendalikan diri sehingga bisa menikmati setiap proses.

Menjadi Lulusan Pertama KLIP


Menurut Dyah menjadi seperti sekarang adalah buah dari proses yang cukup panjang dan konsisten dalam segala hal. Agar konsisten, tips dari Dyah antara lain: 
  1. Harus mencintai kegiatan itu, minimal menulis untuk self healing.
  2. Memaksakan diri menulis tiap hari untuk membentuk kebiasaan
  3. Bergabung dalam komunitas.

Nama Dyah Kusumastuti Utari tercatat sebagai lulusan Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) angkatan pertama pada 2019. Saat itu ia mampu bertahan dan lulus dengan 8 badge. Blognya masih blogspot.com, belum menggunakan Top Level Domain (TLD). Namun tak membuatnya berhenti. Ia terus belajar dan semangat menulis hingga mempunyai blog yang berdomain. 

Selain bersama KLIP Dyah juga mengikuti komunitas bloger agar selalu terhubung dengan teman-teman yang sefrekuensi. Komunitas selalu memberikan suasana yang mendukung kegiatan menulisnya, mendapat ilmu kepenulisan, pembaharuan terkait blog, juga bisa mendapatkan informasi kerja sama dari klien.

Dyah terinspirasi menjadi penulis produktif setelah membaca buku Inspiring Word, hadiah dari Shanty Dewi Arifin, tim ketua kelas KLIP. Untuk bloger Dyah mempunyai inspirator, trio bloger perempuan yaitu Jihan Mawaddah, Marita Ningtyas, dan Widyanti Yuliandari. Tiga bloger seniornya ini menjadi favoritnya karena mereka bloger yang humble dan tidak pelit ilmu.

Terakhir, Dyah merasa terkesan dengan KLIP karena KLIP merupakan wadah yang setia mendampingi para member dalam menulis. KLIP juga membuatnya merasa terpacu untuk tetap menulis. Ia memberi apresiasi pada pengurus KLIP yang telaten dan membesarkan KLIP dari awal hingga saat ini.

Untuk teman-teman KLIP, Dyah berpesan teruslah menulis. Karena dengan menulis kita dapat mengalirkan segala rasa dan asa, terlepas siapa yang akan menikmati tulisan kita.

Tulisan Dyah Kusumastuti Utari dapat dinikmati dengan mengakses tautan berikut ini:

https://www.dyahkusumautari.com/