Review Kegiatan Workshop “Menulis Sastra Religi” Bersama Abidah El-Khalieqy

Tanggal 22 April 2021 kemarin, saya mengikuti workshop ‘Menulis Sastra Religi’ yang diadakan Tempo Institute. Acara ini gratis dan diselenggarakan via zoom. Kegiatan ini juga merupakan salah satu rangkaian event di kegiatan Ramadhan Festival 2021. 


Saya pribadi sangat bersyukur bisa ikut karena materinya bagus banget dan menambah motivasi saya sebagai penulis.  Pengisi acaranya pun nggak tanggung-tanggung, dua penulis Best Seller yang sudah sangat terkenal di Indonesia, yaitu Habiburrahman El-Shirazy dan Abidah El-Khalieqy. Tapi di postingan ini, saya hanya akan membahas tentang Abidah El-Khalieqy dan InsyaAllah akan membahas Habiburrahman El-Shirazy di lain waktu.


Abidah El-Khalieqy, Penulis Buku ‘Perempuan Berkalung Sorban’.

Penulis lahir pada tanggal 1 Maret 1965. Beliau sudah banyak melahirkan beberapa novel seperti ‘Perempuan Berkalung Sorban’, ‘Atas Singgasana’, ‘Mahabbah Rindu’, ’Kartini’, ‘Mimpi Anak Pulau’, ‘Nirzona’ dan lain-lain. Sederet prestasi juga sudah beliau raih selama perjalanan menulisnya, seperti penghargaan seni dari pemerintahan Provinsi DIY (1998), memenangkan lomba Penulisan Novel Dewan Kesenian Jakarta (2003), mendapat anugerah dari Ikatan Anugerah Penerbit Indonesia (Ikapi), memenangkan Balai Pustaka Award dan novelnya yang berjudul ‘Nirzona’ menjadi novel pertama yang dikontrak oleh penerbit Internasional, yaitu Amazon. Bukan cum itu, novelnya juga banyak yang difilmkan seperti ‘Perempuan berkalung sorban’, ‘Mahabbah Rindu’ dan ‘Mimpi Anak Pulau.’


Bagaimana cara menulis novel religi yang baik menurut Abidah El-Khalieqy?

Dalam workshop ini, penulis menjelaskan bahwa novel termasuk creative writing. Artinya tidak ada aturan pakem tentang bagaimana cara menulisnya.  Ketika menulis, kebanyakan sastrawan tidak memikirkan apa teknik yang akan dia pakai, termasuk peraih nobel sastra sekalipun. Oleh karena itu, bagi Abidah El-Khalieqy, menulis tidaklah sulit, tapi butuh keberanian.

Meskipun begitu, penulis membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan berdasarkan teori dan pengalaman beliau selama ini dalam dunia kepenulisan:


Teknik mendapatkan ide

Menurut Abidah El-Khalieqy, novel adalah karya fiksi yang isinya dunia fakta. Baginya, novel bukan semata-mata imajinasi dan khayalan. Tapi ada juga kisah kehidupan yang memang terjadi. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mendapatkan ide adalah dengan ‘membaca kehidupan’.

Membaca kehidupan tidak harus lewat buku atau media tertulis, tapi bisa juga dari berbagai hal yang ada di lingkungan kita, bahkan diri kita sendiri. Kita bisa mendapatkan ide dari kisah hidup kita, dari cerita tetangga atau dari macro cosmos, yaitu kejadian-kejadian apapun yang terjadi di jagat raya.  Yang terpenting adalah kita perlu suka dengan cerita yang kita buat. Karena kalau tidak, kita akan sulit untuk menuliskannya.


Tips membuat karakter

Salah satu keistimewaan dari novel-novel Abidah El-Khalieqy adalah penampilan karakter-karakter yang kuat. Dan di acara ini, penulis membagikan tipsnya. Menurut beliau, yang terpenting dalam membuat karakter adalah mengetahui bagaimana si tokoh berpikir. Menulis tentang deskripsi fisik tokoh memang penting, tapi lebih penting lagi mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pemikiran si tokoh. 

Misalnya apa ideologinya, buku apa yang sering dia baca, apa kebiasaan unik yang dia lakukan sehingga membuat dia berbeda dengan yang lain, dan lain-lain.  Kita bisa lebih dalam lagi membuat karakter tokoh dengan cara banyak membaca biografi tokoh idola kita atau membaca literatur yang berkaitan dengan latar belakang tokoh yang ingin kita buat.

 

Ending

Menurut Abidah El-Khalieqy, ada beberapa tipe ending cerita. Ada yang membahagiakan seperti kebanyakan film-film Bollywood, ada yang sedih, ada juga yang menggantung. Dan beliau sendiri mengatakan lebih suka menulis cerita dengan ending menggantung/floating. Ending seperti ini membuka ruang bagi para pembaca untuk memutuskan sendiri bagaimana cerita berakhir. 

Dan menurut saya, ini unik karena tidak semua penulis tertarik dengan ending yang menggantung. Bahkan ada penulis yang tidak menyarankan ending menggantung karena dianggap memberi harapan palsu bagi pembaca. Kepuasan pembaca akan berkurang karena merasa tidak mendapat apa-apa di ujung cerita. Tapi di tangan Abidah El-Khalieqy, cerita dengan ending menggantung bisa disukai oleh banyak orang dan bahkan sering memenangkan perlombaan dan penghargaan. Hal inilah yang jadi keistimewaan Abidah El-Khalieqy.


Cara Mengatasi Writer Blocks

Saat workshop berlangsung, banyak peserta bertanya tentang writers block. Apalagi Abidah El-Khalieqy sudah menghasilkan banyak karya yang berkualitas. Dan ternyata jawabannya sangat mencengangkan. Bagi beliau, kedisiplinan menulis merupakan salah satu cara untuk mengatasi hal ini. Misalnya yang beliau terapkan adalah mendisiplinkan diri untuk menulis 2-3 lembar/hari. Kalau ada hari dimana dia tidak menulis, maka dia harus merapel tulisannya besok sehingga menjadi 4-6 lembar.


Bagaimana caranya menulis novel religi tanpa menggurui?

Pertanyaan lain yang cukup banyak adalah tentang bagaimana menulis novel religi tanpa memceramahi pembaca. Beliau menjawab bahwa itu bisa dilakukan dengan cara menggambarkan tindakan-tindakan dari tokoh ataupun dialog yang disampaikan. Misalnya ketika kita tulis bahwa tokoh dalam cerit kita itu rajin belajar saat di kampus dan akhirnya dia jadi aktivis HAM di Perancis, maka sejatinya kita sedang menyemangati pembaca untuk tekun belajar demi mendapatkan cita-cita yang diinginkan. 


Berkah Menulis: Bisa naik haji dari tulisan

Kisah nyata ini adalah bagian yang paling saya suka. Dan saya berterima kasih kepada beliau karena bersedia membagikan pengalaman berharganya ini kepada peserta. Karena cerita ini, saya semakin yakin bahwa rezeki dan keberkahan seorang penulis tidak hanya melulu tentang uang dan royalti, tapi banyak juga hal lainnya.

Jadi di workshop ini, beliau cerita kalau beliau pernah mendapatkan upah menulis dalam bentuk diberangkatkan haji. Bukan hanya gratis, beliau juga hanya butuh waktu sebulan untuk bisa naik haji. Padahal kalau pakai jalur biasa, orang-orang perlu menunggu tahunan untuk bisa naik haji.

Awalnya bermula dari sebuah reuni sekolah yang beliau hadiri. Di sana beliau bertemu seorang teman yang mengenali beliau sebagai seorang penulis. Lalu temannya itu menawarkan apakah bisa beliau menulis cerita tentang dirinya dalam bentuk novel dan beliau dijanjikan akan diberangkatkan haji kalau memang bersedia. 

Beliaupun menyetujui dan mulai bersiap-siap untuk keberangkatan hajinya. Berhubung orang yang meminta dituliskan kisahnya bekerja di kantor pemberangkatan haji, maka penulis bisa dengan cepat mendapatkan kesempatan berhaji ini. Hanya butuh satu bulan untuk membuat visa, sisanya beliau kerjakan otodidak.


MasyaAllah


Ini adalah sebuah berkah yang tidak disangka-sangka oleh penulis dan ia sangat bersyukur atas hal ini. Dan bagi saya, cerita ini jadi motivasi yang luar biasa untuk tetap konsisten di dunia menulis karena nyatanya memang rezeki tidak hanya melulu tentang uang dan royalti. Jalan Allah untuk memberikan kita hadiah tidak melulu sama seperti yang kita pikirkan. Terkadang ada juga yang bentuknya tidak terduga-duga. MasyaAllah. 

Demikian hasil review saya tentang workshop acara kepenulisan bersama Abidah El-Khalieqy. Semoga bermanfaat, ya :)


Penulis : Ernawati
Editor : Lendyagasshi